The Wisdom

Pribadi


Perjuangan Ibumu Yang Tidak Kamu Sadari

Ditulis oleh Nenglya pada 23 Jul, 2010 | Kategori: Nice Story
Perjuangan sang ibu
Pagi ini saya mendapat sebuah E-mail dari papa saya. Dimana isi dari email tersebut adalah mengenai Nilai Kasih Seorang Ibu. Berikut kutipan dari E-mail tersebut.
Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
Ongkos upah membantu ibu :
1) Membantu pergi ke Warung: Rp 20.000
2) Menjaga adik Rp 20.000
3) Membuang sampah Rp 5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp 10.000
5) menyiram bunga Rp 15.000
6) Menyapu Halaman Rp 15.000
Jumlah : Rp 85.000
Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1) OngKos mengandungmu selama 9bulan -- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -- GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu- GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -- GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu -- GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku -- GRATIS
Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Saya Sayang Ibu”. Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: “Telah Dibayar” .
Setelah membaca email tersebut, mata saya tidak bisa menahan lagi tetesan air bening yang akan segera turun. Diam diam mengambil tissue dan ke toilet untuk menelpon mama saya.
Disaat kamu merasa jengkel dengan orangtuamu, terutama Ibumu.. Bacalah sekali lagi email ini. Dan Lupakan semua kejengkelan itu..



‘Pondok Kenangan’
Jl.Sultan Alauddin II Lorong 1 No.9 Mks
(Pondok Minkarya)

Bapak(Etta) = Arifuddin
Ibu(Etta) = Armawati(Alm)
Anak I = Awaluddin
Anak II = Fatmawati
Anak III = Sry Yusran Purwadi
Anak IV = Wira Karya Anugrah


                Tiga tahun ! “Yach tiga tahun yang lalu Betapa akrapnya aku dengan tampat ini ,dengan menorehkan kepalaku ‘saya merasa aku melihat kembali berkas berkas kenangan pondok itu ,kenangan yang begitu erat dengan  denyut nadi’ku.

                Yang tidak bisa lepas seolah tergantung ditelinga ,suara ibu yang masih jelas terdengar, batuk batuk’nya yang mengikil bahkan serak nafas,nya dari kamar.

                Betapa  cepat hari Berlalu dan kini aku kembali,berdiri disamping sebuah pondok di mana kini aku hanya sebagai tamu,andai aku bisa,aku ingin membeli pondokan itu agar aku bisa merangkul kembali semua kenangan ku sekeluarga,dimana setiap ruangan- ruangan,nya tersimpan berjuta-juta kenangan Ibu bersama harapan-harapan,nya,.
     Ibu… maaf’kan aku   maaf’kan  anak’mu ini…

Ditulis. 25 november 2004
        
                                                                                                                                                                              Awal’k
Sekarang 11 november 2010
Sudah 9 tahun kepergian ibu




“Mudik”



Aku berjalan keluar rumah dengan merangkul tas dan menenteng adikku ,meneju termina daya dengan harapan dikampung,aku bisa mendapat pekerjaan Yang baik dan Suasana baru ,Karna kini aku merasa tanggungjawab keluarga beralih kepundak’ku.

Awal’k




Adik’ku



Mata’mu merah memandang’ku
Aku rasakan betapa sakit dihati’mu
Setelah pelajaran kuberi agar tak mengulangi
Kau seakan ingin mengadu

Tapi pada siapa hanya ada aku dan kamu
Biasanya mengadu hanya padaku
Jika kau tersakiti

Kau menatap’ku sedih,tak setetes air mata dipipi’mu
Tapi bisa buatku luluh,hati terasa teriris-iris
Melihat diri’mu,bagai cambuk maha sakti ,menghatambatin’ku
Dan buatku janji tak akan mengulangi
Maaf kan aku Dik..


Di Tulis Di Soppeng 2004
 Oleh
Awal’k